Fosil gajah Naumann (Foto: Kmnh.jp)
TOKYO - Lebih dari setengah abad setelah fosil gajah purbakala yang bernama Naumann, ditemukan di danau Nojiri di Shinano, Jepang. Sejumlah partisipan terus melakukan penggalian terhadap fosil gajah yang hidup di zaman glasial (es) ribuan tahun lalu.
Ahli paleontologi pertama kali melakukan penggalian pada 1962, kemudian ditemukanlah fosil gigi gajah Naumann di sekitar danau Nojiri pada 1948 serta 83 ribu fosil lainnya. Dalam kurun waktu 50 tahun sejak itu, sekira 24 ribu orang yang merupakan warga negara setempat, berusia antara 5 sampai 78 tahun telah berpartisipasi dan turut serta dalam pencarian fosil yang berharga itu.
"Selalu ada rasa antisipasi (mengharapkan) dan kegelisahan tentang apa yang akan kami temukan pada penggalian tersebut. Itu benar-benar membuat Anda tetap di tepi (danau Nojiri)." ujar Tadao Kobayashi, salah satu tim peneliti. Demikian dilansir Idahostatesman, Senin (26/3/2012).
Gajah Naumann adalah spesies hewan purbakala yang telah punah. Hewan ini pernah hidup di Asia Timur sekira 350 ribu sampai dengan 20 ribu tahun yang lalu. Nama gajah ini diberikan oleh sang penemu, Heinrich Edmund Naumann yang menemukan fosil pertama di Yokosuka, Jepang.
Gajah purba yang memiliki sepasang gading dengan panjang 2,4 meter dan berdiameter 20 cm ini tinggal di hutan yang beriklim dingin. Gajah Naumann ini banyak diburu ketika di zamannya, beberapa fosilnya ditemukan di sekitar danau Nojiri bersama dengan alat-alat dari batu atau tulang.
Shigako, wanita berusia 47, telah mencari fosil gajah Naumann di sekitar danau Nojiri sejak dia duduk dibangku sekolah dasar. Ayahnya adalah seorang guru geosains. Shigako juga menemukan jodohnya di danau tersebut, dia bertemu dengan Takashi Kimura yang juga turut melakukan penggalian fosil.
"Penggalian ini telah menjadi acara keluarga biasa. Saya berharap penggalian ini akan mengarah ke tujuan kami berikutnya." pungkas Takashi.
Ahli paleontologi pertama kali melakukan penggalian pada 1962, kemudian ditemukanlah fosil gigi gajah Naumann di sekitar danau Nojiri pada 1948 serta 83 ribu fosil lainnya. Dalam kurun waktu 50 tahun sejak itu, sekira 24 ribu orang yang merupakan warga negara setempat, berusia antara 5 sampai 78 tahun telah berpartisipasi dan turut serta dalam pencarian fosil yang berharga itu.
"Selalu ada rasa antisipasi (mengharapkan) dan kegelisahan tentang apa yang akan kami temukan pada penggalian tersebut. Itu benar-benar membuat Anda tetap di tepi (danau Nojiri)." ujar Tadao Kobayashi, salah satu tim peneliti. Demikian dilansir Idahostatesman, Senin (26/3/2012).
Gajah Naumann adalah spesies hewan purbakala yang telah punah. Hewan ini pernah hidup di Asia Timur sekira 350 ribu sampai dengan 20 ribu tahun yang lalu. Nama gajah ini diberikan oleh sang penemu, Heinrich Edmund Naumann yang menemukan fosil pertama di Yokosuka, Jepang.
Gajah purba yang memiliki sepasang gading dengan panjang 2,4 meter dan berdiameter 20 cm ini tinggal di hutan yang beriklim dingin. Gajah Naumann ini banyak diburu ketika di zamannya, beberapa fosilnya ditemukan di sekitar danau Nojiri bersama dengan alat-alat dari batu atau tulang.
Shigako, wanita berusia 47, telah mencari fosil gajah Naumann di sekitar danau Nojiri sejak dia duduk dibangku sekolah dasar. Ayahnya adalah seorang guru geosains. Shigako juga menemukan jodohnya di danau tersebut, dia bertemu dengan Takashi Kimura yang juga turut melakukan penggalian fosil.
"Penggalian ini telah menjadi acara keluarga biasa. Saya berharap penggalian ini akan mengarah ke tujuan kami berikutnya." pungkas Takashi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar