Sabtu, 20 Agustus 2011
Atap Surya Bisa Hasilkan Hidrogen
CALIFORNIA - Para peneliti selalu mencari terobosan teknologi besar berikutnya untuk menemukan energi terbarukan.
Seorang insinyur di Duke University berpikir untuk memiliki sebuah sistem hybrid sel surya baru sebagai bahan bakar yang menghasilkan energi jauh lebih efisien daripada teknologi saat ini.
Nico Hotz, seorang asisten profesor teknik mesin dan ilmu material, mengembangkan sebuah sistem yang menggunakan sinar matahari untuk memanaskan kombinasi air dan metanol dalam labirin tabung kaca pada atap.
Pengumpulan panas matahari hybrid memang terlihat seperti pengumpul panas tradisional. Namun sebenarnya ini merupakan serangkaian tabung tembaga yang dibalut dengan lapisan tipis aluminium dan aluminium oksida. Kemudian dimasukan dalam vakum dan diisi dengan kombinasi air, metanol dan katalis (zat yang mempercepat reaksi kimia pada suhu tertentu) nanopartikel.
Hotz menjelaskan bahwa desain ini mampu menyerap 95 persen dari sinar matahari mencapai suhu lebih dari 200 derajat Celsius yang dapat tersimpan dalam tabung. Dengan perbandingan panas standar untuk mendidihkan air antara 60 dan 70 derajat Celcius.
Selanjutnya, beberapa katalis ditambahkan untuk menghasilkan hidrogen. Hidrogen kemudian dapat diarahkan ke sel tersebut untuk menyediakan listrik yang langsung digunakan pada siang hari, atau dikompresi dan disimpan dalam tangki untuk memberikan tenaga yang dapat digunakan sesuai keinginan pengguna.
Hotz dan tim membandingkan sistem hybrid dengan sistem sel surya lainnya, ternyata sistem hybrid ini memiliki 3 keuanggulan yang lebih baik. Pertama sistem tersebut memiliki sel photovoltaic (PV) atau sel surya standar yang dapat mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik, selanjutnya juga dapat mengubah campuran air menjadi hidrogen dan oksigen.
Tidak hanya itu, sel PV yang mampu mengubah sinar matahari menjadi listrik, kemudian bisa menyimpannya dalam baterai ion lithium, namun ini merupakan sistem sel surya yang sederhana.
Hasil analisis Hotz ini telah dipublikasikan pada konferensi ASME Energy Sustainability Fuel Cell 2011 di Washington, D.C.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar