Serangga Tomcat atau nama lainnya adalah kumbang Rove, serangga Genus Paederus dan ada juga yang menyebutnya sebagai semut semai. Selain itu juga dikenal dengan nama daerah semut kayap / Charlie, termasuk keluarga besar kumbang. Akhir-akhir ini banyak diberitakan bahwa serangga Tomcat menyerang pemukiman warga.
Tomcat sebenarnya tidak menggigit atau menyengat, yang berbahaya adalah apabila terpencet di permukaan kulit, karena akan mengeluarkan toksin yang disebut sebagai paederin (C24 H43 O9) yang menyebabkan iritasi kulit (ruam) atau bengkak pada selaput mata. Meski menimbulkan efek cukup menyakitkan di kulit dan berbagai bagian tubuh manusia meskipun tidak sampai mematikan.
Ciri Fisik Serangga Tomcat
Serangga Tomcat bisanya hidup di pepohonan, tambak dan semak-semak. Ukuran tubuh Tomcat hanya sebesar 7.5 – 8mm. Walau ukurannya kecil, tetapi racun yang dikeluarkan oleh serangga ini ternyata lebih kuat daripada racun ular kobra. Itulah alasan mengapa anda harus waspada terhadap serangga Tomcat ini.
Tomcat memiliki warna tubuh oranye tua dengan warna hitam di bagian kepala, sayap depan, dan pangkal perut. Kalau dilihat dari kaca pembesar, sayap depan mempunyai biru/hijau kemilau warna warni.
Gejala yang Timbul Bila Terkena Serangga Tomcat
Serangga Tomcat biasanya hidup di daerah pepohonan atau tanaman dan semak-semak. Bila dalam bahaya, serangga Tomcat akan mengeluarkan cairan racun sebagai tindakan untuk mempertahankan dirinya dari ancaman musuh. Zat racun “paederin” yang terdapat pada serangga ini bisa menimbulkan efek yang cukup menyakitkan di kulit. Jika bersentuhan, cucilah tangan dan kulit dengan sabun dan air.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Profesor Dokter Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan tentang gejala klinis serangan tomcat. Antara lain, kulit yang terkena biasanya di daerah kulit yang terbuka dalam waktu singkat yang akan terasa panas. Kemudian setelah 24 sampai 48 jam akan muncul gelembung pada kulit dan sekitarnya berwarna merah menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.
Pada kasus yang jarang terjadi tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti. Perlu dipastikan bila tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar. Kemudian lesi pada mata menyebabkan conjunctivitis atau biasa disebut Naerobi Eye.
Cara Jitu Mengatasi Serangan Tomcat
Pakar serangga Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Aunu Rauf, mengatakan, serangga “Tomcat” tidak berbahaya bagi manusia. Pada dasarnya serangga tomcat adalah sahabat petani untuk membasmi hama secara alami. Untuk menghindari serangan Tomcat, lanjut Aunu, masyarakat harus menghindari kontak fisik dengan serangga tersebut. Pengendalian terhadap perkembangan Tomcat adalah dengan melakukan penyemprotan yang mempergunakan pestisida organic, karena serangga ini merupakan sahabat petani dalam membasmi hama yang dapat merugikan / menyerang tanaman mereka.
Bahan yang dipergunakan untuk membuat Pestisida organic adalah:
- Laos (Perbandingan 1 kg : 1 kg : 1 kg : 1 kg)
- Daun Mimbo
- Mahoni
- Bawang Putih
Pembasmian dengan mempergunakan predator atau binatang lain bisa dilakukan yaitu dengan mempergunakan binatang seperti :
- Cicak, Kadal
- Nyambek
- Katak
- Semut Kranggang (Rang-rang, Angkrang).
Pada dasarnya serangga tomcat adalah sahabat petani untuk membasmi hama secara alami. Apabila tanpa sengaja kita berbaring tidur kemudian mengenai serangga ini atau menggosok jari yang terkena cairan toksin hewan tersebut, maka segera cuci dengan air sabun. Jangan diberi odol, minyak kayu putih, balsam dan minyak tawon. Apabila sudah terlambat dan kulit sudah mengalami iritasi (ruam), maka lakukan pengobatan dengan memberi salep anti radang / alergi yang dapat diperoleh di puskesmas terdekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar